A. Variabel
Penelitian : Motivasi Kerja Guru
B. Kajian
Pustaka
1.
Pengertian Motivasi
Menurut Stenberg
(2003), motivasi adalah kekuatan yang mendorong, menimbulkan dan mengarahkan
prilaku. Dengan demikian, perilaku seseorang ditentukan oleh motivasinya.
Selanjutnya Santrock (2008) menyatakan bahwa motivasi adalah proses yang
memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya motivasi dapat
menimbulkan semangat dan kegigihan untuk bertindak dengan arah yang jelas.
Purwanto (2006)
mengemukakan bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang
untuk bertindak melakukan sesuatu. Menurut
Sadirman (2006), motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka
maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.
Lutthans (1996)
menyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang dimulai dengan kebutuhan
fisiologis atau psikologis yang mendorong dan menggerakkan perilaku ke arah
pencapaian tujuan.
Robbins (2009)
menyatakan bahwa motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan
ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Intensitas berkaitan
dengan seberapa giat seseorang berusaha.
Berdasarkan
pendapat-pendapat dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah pendorong yang
menimbulkan kegigihan perilaku untuk melakukan sesuatu dan mengarahkan tindakan
pada suatu tujuan yang ingin dicapai.
2.
Pengertian Motivasi Kerja Guru
Rasheed dkk (2010)
menyatakan bahwa motivasi merupakan contributor yang signifikan dalam kinerja
guru. Menurut Porter et al., Filak & Sheldon (Rasheed dkk, 2010), motivasi
kerja guru sangat penting bagi kinerja dan keberhasilan dari setiap sistem
pendidikan.
Motivasi kerja guru
adalah dorongan yang menggerakan dan mempengaruhi guru untuk melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Cave dan Mulloy (Schieb dan Karabenick, 2011), guru yang memiliki
motivasi kerja yang tinggi akan selalu mengembangkan keprofesionalannya dan
program inovatif untuk meningkatkan pembelajaran siswa.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa motivasi kerja guru adalah suatu dorongan kerja bagi guru
untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya demi mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
3.
Komponen Motivasi
Menurut Dimyati dan
Mudjiono (2006), motivasi memliki 3 komponen utama yaitu: 1) kebutuhan, yaitu
berkaitan dengan harapann seseorang, 2) dorongan, yaitu kekuatan untuk memenuhi
harapan atau mencapai tujuan, dan 3) tujuan, yaitu hal yang ingin dicapai yang
mengarahkan perilaku atau tindakan.
Rogers (Dimyati dan
Mudjiono, 2006) menyatakan bahwa setiap individu memiliki motivasi utama berupa
kecenderungan aktualisasi diri. Ciri aktualisasi diri tersebut yaitu: 1)
berakar dari sifat bawaan, 2) perilaku bermotivasi mencapai perkembangan diri
optimal, dan 3) pengaktualisasian diri juga bertindak sebagai evaluasi
pengalaman.
Berdasarkan pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa komponen motivasi yaitu kebutuhan, dorongan,
tujuan , dan aktualisasi diri. Artinya motivasi menimbulkan perilaku untuk
bertindak secara optimal demi memenuhi harapan dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
4.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja
Guru
Menurut
Wahjosumidjo (2001), faktor yang mempengaruhi motivasi kerja meliputi faktor
internal (yang bersumber dari dalam individu) dan faktor eksternal (yang
bersumber dari luar individu. Faktor internal seperti sikap terhadap pekerjaan,
bakat, minat, kepuasan, pengalaman, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti
pengawasan, gaji, lingkungan kerja, dan kepemimpinan.
Menurut
Siagan (2006), motivasi kerja dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Yang termasuk faktor internal yaitu: persepsi mengenai diri sendiri, harga
diri, harapan pribadi, kebutuhan, keinginan, kepuasan kerja, dan prestasi kerja
yang dihasilkan. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal yaitu: jenis dan
sifat pekerjaan, lembaga atau organisasi tempat bekerja, situasi lingkungan
kerja, dan gaji.
Menurut
Yunus (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja individu sebagai
berikut:
a. Rasa
aman, yaitu adanya kepastian untuk memperoleh pekerjaan tetap, memangku jabatan
di organisasi selama mungkin seperti yang mereka harapkan;
b. Kesempatan
untuk maju, yaitu adanya kemungkinan untuk maju, naik tingkat, memperoleh
kedudukan dan keahlian;
c. Tipe
pekerjaan, yaitu adanya perkerjaan yang sesuai dengan latar belakang
pendidikan, pengalaman, bakat, dan minat;
d. Nama
baik tempat bekerja, yaitu perusahaan (sekolah) yang memberikan kebanggaan
karyawan bila bekerja di perusahaan atau sekolah tersebut;
e. Rekan
kerja, yaitu rekan kerja yang sepaham dan cocok untuk kerjasama;
f.
Upah, yaitu penghasilan yang diterima;
g. Penyelia,
yaitu pemimpin atau atasan yang mempuanyai hubungan baik dengan bawahannya, dan
mempertimbangkan pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh bawahannya;
h. Jam
kerja, yaitu jam kerja yang teratur atau tertentu dalam sehari;
i.
Kondisi kerja, yaitu seperti kebersihan tempat
kerja, suhu, ruangan kerja, ventilasi, kegaduhan suara, bau, dan sebagainya;
Berdasarkan
pendapat-pendapat di atas maka dapt disimpulkan bahwa motivasi kerja seseorang
dipengaruhi oleh faktor internal seperti persepsi terhadap diri, harapan,
keinginan, kebutuhan, kepuasan, bakat dan minat serta faktor eksternal seperti
lingkungan kerja, gaji, kesempatan untuk maju, dan jenis pekerjaan.
5.
Teori Motivasi
a.
Teori Kebutuhan McClelland
Menurut Robbins (2009), teori kebutuhan
McClelland memfokuskan pada kebutuhan manusia yang terdiri atas 3 komponen
yaitu : 1) kebutuhan pencapaian, yaitu dorongan untuk melebihi, mencapai
standar-standar, berusaha keras untuk berhasil, 2) kebutuhan kekuatan, yaitu
kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga
mereka tidak akan berperilaku sebaliknya, dan 3) kebutuhan hubungan, merupakan keinginan
untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab. Hal ini
berarti bahwa motivasi seseorang itu dipengaruhi oleh kebutuhan untuk
pencapaian, kekuatan, dan hubungan.
b.
Teori Harapan
Menurut Robbins (2009), teori harapan
meliputi aspek upaya individu, kinerja individu, penghargaan individu, dan
tujuan-tujuan pribadi. Berdasarkan aspek tersebut, terdapat 3 hubungan yaitu
hubungan usaha dengan kinerja, hubungan kinerja dengan penghargaan, dan
hubungan penghargaan dengan dengan tujuan-tujuan pribadi. Upaya individu akan
mempengaruhi kinerja, kinerja akan mempengaruhi penghargaan, dan penghargaan
akan mempengaruhi tujuan-tujuan pribadi .
c.
Teori Penentuan Tujuan
Robbins (2009) menyatakan bahwa
tujuan-tujuan yang spesifik dan sulit, dengan umpan balik, menghasilkan kinerja
yang lebih tinggi. Hal ini berarti bahwa penetapan tujuan yang jelas atau
spesifik akan mendorong peningkatan kinerja seseorang.
6.
Indikator Motivasi Kerja Guru
Berdasarkan
pendapat-pendapat tentang motivasi kerja maka indikator motivasi kerja guru penulis
tentukan sebagai berikut :
a. Persepsi
diri (Siagan, 2006)
b. Pandangan
terhadap pekerjaan (Yunus, 2007)
c. Kebutuhan
(Yunus, 2007)
d. Penghargaan
(Yunus, 2007)
e. Kesungguhan
dalam bekerja (Purwanto, 1997)
f.
Kesadaran (Purwanto, 1997)
g. Keinginan
untuk maju (Yunus, 2007)
h. Harapan
(Siagan, 2006)
C.
Definisi Variabel Penelitian
Motivasi kerja guru adalah dorongan pada diri guru untuk melaksakanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya demi mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dimana dorongan tersebut berkaitan dengan aspek persepsi diri, pandangan terhadap pekerjaan, kebutuhan, penghargaan, kesungguhan, kesadaran, keinginan untuk maju, dan harapan.
D. Kerangka Berpikir