Pages

Kamis, 31 Desember 2015

Instrumen Penelitian

A.      Pengertian Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang objektif sehingga akan menghasilkan kesimpulan penelitian yang objektif pula.

B.      Macam-Macam Instrumen Penelitian
1.       Instrumen Penelitian dalam Teknik Observasi
Observasi merupkan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada objek penelitian. Adapun instrument yang digunakan dalam pengumpulan data melalui teknik observasi langsung maupun tidak langsung sebagai berikut.
a.      Catatan Anekdot
Instrumen ini merupakan catatan yang paling sederhana secara terurai mengenai setiap unsur dalam gejala yang berhubungan dengan variabel dan masalah penelitian. Selain unsur apa yang tampk dari gejala, hal lain yang dapat dicatat yaitu mengenai frekuensinya atau intensitasnya dan kualitasnya sesuai dengan tujuan penelitian.
b.      Catatan Berkala
Catatan ini pada dasarnya tidak berbeda dengan catatan anekdot, namun yang membedakannya yaitu adanya tenggang waktu dalam melakukan pencatatan. Misalnya setiap setiap 2 jam dilakukan pencatatan selama 15 menit dan lain sebagainya atau pencatatan bisa dilakukan setiap satu bulan, setiap 6 bulan, dan sebagainya.
c.       Daftar Cek
Daftar cek ini berisi aspek/komponen dari variabel-variabel yang diteliti, dimana setiap variabel dijabarkan secara rinci menjadi gejala-gejala atau unsur-unsur yang disusun secara teratur menjadi suatu daftar urutan kuaifikasi data yang akan diamati kemunculannya.
Contoh daftar cek :
No.
Komponen
Aspek yang diamati
Ya
Tidak
1.

2.



d.      Skala Nilai
Skala nilai merupakan penyempurnaan dari daftar cek. Dalam skala nilai, variabel diklasifikasikan secara rinci menjadi gejala-gejala dengan unsur-unsur seperti yang terdapat dalam daftar cek. Klasifikasi disusun berderet kebawah, sedangkan deret ke samping diisi dengan kategori urutan kualitas data yang dikumpulkan. Kategori kualitas tersebut antara lain:
1.       Berskala dua: Baik dan buruk, dan sebagainya
2.       Berskala tiga: Baik, sedang, dan buruk, dan sebagainya.
3.       Berskala empat: Sangat baik, baik, sedang, dan buruk, dan sebagainya.
4.       Berskala lima: Sangat baik, baik, sedang, buruk dan sangat buruk, dan sebagainya.
Contoh Skala Nilai :
No.
Klasifikasi
Kategori
SB
B
S
TB
STB
1




2








Keterangan :
SB    :  Sangat Baik
B       :  Baik
S       :  Sedang
TB    :  Tidak Baik
STB  :  Sangat Tidak Baik

e.       Peralatan Mekanik
Instrumen ini berupa rekaman yang digunakan untuk mengobservasi suatu peristiwa, keadaan atau suatu kejadian yang hanya terjadi satu kali dan tidak berulang atau berulang dalam jangka waktu yang cukup lama (Misalnya 20 atau 50 tahun sekali) dan berlangsung singkat. Dalam hal ini, sangat sulit melakukan observasi secara langsung. Selain itu, instrument ini juga berfungsi untuk membantu peneliti bila terjadi keragu-raguan atau ada yang hal dilupakan. Dengan demikian dapat dilakukan pencatatan atau observasi yang teliti.

2.       Instrumen Penelitian dalam Teknik Wawancara
Wawancara merupakan mekanisme pengumpulan data melalui kontak atau hubungan langsung antara peneliti (pengumpul data) dan responden (sumber data) secara individual. Dalam kegiatan wawancara terjadi proses komunikasi terbatas antara peneliti dan responden sesuai dengan maksud dan tujuan dalam mengungkap suatu masalah. Dalam kegiatan wawancara, instrumen yang digunakan adalah wawancara itu sendiri. Wawancara sebagai instrumen penelitian terdiri dari tiga bentuk sebagai berikut.
a.      Instrumen Wawancara Bebas (Tak Terpimpin)
Wawancara bebas berlangsung tanpa pedoman yang dipersiapkan oleh pewawancara. Dalam wawancara bebas, pertanyaan-pertanyaan disusun seketika pada saat pewawancara berhadapan dengan sumber data atau responden dan pertanyaan dapat berkembang sesuia dengan jawaban responden. Responden diberi kebebasan dalam memberi jawaban. Dalam pelaksanaan wawancara biasanya pewawancara menggunakan alat perekam untuk mempermudah analisis. Wawancara jenis ini sangat cocok digunkan dalam penelitian kualitatif yang menghendaki informasi secara mendalam, dan terungkapnya informasi-informasi yang sangat penting yang tidak dapat terungkap dengan instumen lain.
Contoh insturmen wawancara bebas :
1.       Mengapa saudara tidak setuju mengenai ……?
2.       Apa yang saudara rasakan dengan ….. ?

b.      Instrumen Wawancara Terpimpin
Wawancara terpimpin merupakan kebalikan dari wawancara bebas karena dalam pelaksanaanya mengikuti pedoman yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pedoman tersebut berisi petunjuk tentang kegiatan yang harus dilaksanakan dan daftar pertanyaan-pertanyaan yang teratur urutannya sesuai dengan data atau informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah penelitian. Instrumennya dalam wawancara ini berupa daftar pertanyaan yang telah dilengkapi dengan alternatif jawaban. Dengan instrument tersebut, pewawancara dapat melakukan dua cara yaitu :
1.       Pewawancara menyampaikan pertanyaan secara lisan dan mencocokan jawaban responden dengan alternatif jawaban yang disediakan.
2.       Pewawancara menyampaikan pertenyaan secara lisan lenkap dengan semua alternatif jawaban yang disediakan.
Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1.       Segala macam jawaban responden merupakan data dan harus dicatat.
2.       Semua jawaban harus diterima dan tidak boleh memaksakan responden memilih salah satu alternatif jawaban.
3.       Tidak boleh menafsirkan jawaban responden yang berbeda dari alternatif jawaban menjadi sama dengan salah satu alternatif jawaban.
Berikut contoh instrument wawancara terpimpin :
Apakah saudara telah melakukan upaya-upaya dalam … ?
Alternatif jawaban :
a.      Belum sama sekali
b.      Baru dalam tahap perencanaan
c.       Sudah tetapi belum memperoleh hasil
d.      ……………….

c.       Instrumen Wawancara Bebas Terpimpin
Wawancara ini berusaha menjembatani wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Dalam wawancara ini ada pedoman sebagai pegangan pewawancara, namun tidak ada seperangkat atau daftar pertanyaan untuk disampaikan pada interview melainkan hanya butir-butir pertanyaan yang disusun berdasarkan masalah, sub masalah dan variabel penelitian. Butir-butir tersebut sebagai pegangan agar informasi dan data yang diperoleh tidak menyimpang dari masalah yang akan dipecahkan. Pewawancara menyusun sendiri kalimat pertanyaan berdasarkan butir-butir pertanyaan tersebut yang redaksionalnya berbeda tetapi isi dan maksudnya harus sama.

3.       Instrumen Penelitian dalam Teknik Angket
Angket atau kuisioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis oleh responden. Karena itu, angket disebut juga wawancara tertulis. Berikut beberapa asumsi penggunaan angket dalam mengumpulkan data penelitian.
a.       Responden merupakan sumber yang paling mengetahui tentang dirinya sendiri dan data yang diketahuinya tidak dapat diungkapkan dengan alat lain karena sudah terjadi pada saat lain. Data juga tidak dapat diamati karena berbentuk tanggapan, pendapat, perasaan, keyakinan, cita-cita, pengalaman dan sebagainya.
b.      Responden adalah manusia yang dapat diyakini dan diyakikankan untuk bersedia memberikan informasi secara jujur.
c.       Responden adalah manusia yang berpikir untuk menafsirkan pertanyaan-pertanyaan dalam rangka memahami maksud peneliti.
Berikut beberapa bentuk angket yang dapat digunakan dalam mengumpulkan data penelitian.
a.      Angket Tidak Berstruktur (Menggunakan Pertanyaan Bebas)
Angket dengan pertanyaan bebas merupakan angket yang dapat dijawab secara bebas oleh responden. Maksud dari jawaban bebas yaitu uraian berupa pendapat, hasil pemikiran, tanggapan, dan lain-lain mengenai segala sesuatu yang dipertanyakan dengan angket.
Contoh :
Bagaimana tanggapan saudara terhadap penerapan kurikulum 2013?
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

b.      Angket Berstruktur (Menggunakan Pertanyaan Terikat)
Angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan terikat yaitu pertanyaan yang disertai dengan alternatif jawaban. Responden tinggal memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia dengan memberi tanda tertentu seperti tanda silang, cek, melingkari dan tanda lainnya. Angket ini dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu :
1.       Angket dengan pernyataan tertutup
Angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan alternatif jawaban. Tidak ada kemungkinan bagi responden untuk mengemukakan jawaban lain.
Contoh :
Bagaimana pendapat anda tentang….?
a. Setuju
b. Tidak Setuju

2.       Angket dengan pernyataan terbuka
Angket ini berbentuk pilihan ganda, namun mempertimbangkan asumsi bahwa ada kemungkin alternatif jawaban tidak sesuai dengan jawaban responden sehingga pada bagian akhir perlu disedikan tempat bagi responden untuk menyampaikan jawaban yang menurutnya lebih tepat.
Contoh :
Menurut saudara, mata pelajaran apa yang paling cocok diintegrasikan dalam pembelajaran …… ?
a. Semua mata pelajaran
b. Mata pelajaran IPA
c.  Mata pelajaran IPS
d. Mata pelajaran agama
e. Lainnya, ……………………………………..

4.       Instrumen Penelitian dalam Teknik Tes
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang bertujuan untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis dalam diri seseorang atau sejumlah orang. Aspek psikologis tersebut dapat berupa prestasi belajar, minat, bakat, sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainnya. Adapun jenis-jenis tes sebagai berikut.
a.       Tes Lisan
Tes ini berupa sejumlah pertanyaan yang disampaikan secara lisan yang berhubungan dengan masalah penelitian yang harus dijawab secara lisan.
b.      Tes Tertulis
Tes ini berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang berkaitan dengan masalah yang harus dijawab secara tertulis. Tes tertulis terdiri dari tes essai, tes objektif (terdiri dari tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes menjodohkan) dan tes perbuatan.

5.       Instrumen Penelitian dalam Teknik Dokumentasi
Dokumentasi merupakan peninggalan tertulis mengenai bebagai kegiatan atau kejadian yang telah terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dokumen merupakan informasi atau data yang kaya dan memberi peluang yang luas bagi penelitian. Karena itu diperlukan teknik dan alat yang relevan dalam menggali data atau informasi dari bahan-bahan tersebut. Teknik tersebut disebut sebagai studi dokumentasi seperti buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, laporan kegiatan, dokumen nilai, dan sebagainya.


SUMBER :

Wagiran. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan: Teori dan Implementasi. Yogyakarta: Deepublish.

Variabel Penelitian

A.      Pengertian Variabel Penelitian
     Variabel adalah karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau sifat yang berdiri sendiri. Menurut Kelinger (Wagiran, 2013), variabel merupakan konstruk atau sifat yang diteliti. Namun, jika kita melakukan pengamatan hanya satu karakteristik pada subjek yang diteliti maka karakteristik tersebut bukan variabel, tetapi sesuatu yang kosntan. Misalnya, jika kita hanya meneliti salah satu jenis kelamin maka bukan merupakan variabel karena hanya satu karakter, namun jika kita meneliti prestasi anak yang rendah dan tinggi maka merupkan variabel karena ada lebih dari satu tingkatan atau karakteristik.

B.      Macam-Macam Variabel Penelitian
1.       Variabel Bebas
     Variabel bebas disebut juga sebagai variabel independen, stimulus, input, prediktor, atau antecendent. Variabel ini dapat didefinisikan sebagai sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang adanya menentukan atau mempengaruhi adanya variabel yang lain.
2.       Variabel Terikat
     Variabel terikat disebut juga sebagai variabel tergantung, respon atu variabel output. Variabel ini merupakan gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang adanya ditentukan atau dipengaruhi oleh adanya variabel yang lain atau variabel bebas. Dengan kata lain, variabel terikat merupakan akibat dari adanya variabel bebas.
3.       Variabel Moderator
     Variabel ini merupakan tipe khusus dari variabel bebas. Variabel moderator dipilih untuk mempelajari dan menentukan apakah variabel tersebut mempengaruhi hubungan antara variabel bebas utama dan variabel terikat. Variabel moderator didefinisikan sebagai faktor yang terukur, dapat dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menemukan apakah variabel tersebut merubah hubungan variabel bebas terhadap fenomena yang diamati.
4.       Variabel Kontrol
     Variabel kontrol merupakan sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang harus dikendalikan agar tidak mempengaruhi atau dapat merubah variabel bebas yang berakibat terjadinya perubahan pada variabel terikat. Pengendalian variabel ini juga dimaksudkan untuk menghindari adanya sesuatu yang dapat mempengaruhi atau merubah variabel bebas yang berakibat munculnya variabel lain yang bukan variabel terikat yang akan diungkapkan dalam suatu penelitian.
5.       Variabel Intervening
     Variabel ini merupakan sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang tidak perlu dikontrol karena diperhitungkan pengaruhnya pada variabel bebas. Variabel ini adalalah variabel yang secara teroritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan terikat menjadi hubungan hubungan tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela atau varibel antara yang terletak diantara variabel bebas dan variabel terikat variabel bebas tidak langsung mempengaruhi variabel terikat.

C.      Hubungan Antar Variabel
     Pola hubungan antar variabel selain menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti, sekaligus menerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analysis statistik yang akan digunakan.

SUMBER :
Wagiran. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan: Teori dan Implementasi. Yogyakarta: Deepublish.


Rabu, 30 Desember 2015

Kajian Pustaka

A.      Pengertian Kajian Pustaka
Suatu kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari pengetahuan yang sudah ada. Seorang peneliti tidak bisa lepas dari upaya mempelajari penemuan-penemuan sebelumnya, mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi hal-hal yang telah ada untuk mengetahui apa yang ada dan apa yang belum ada. Kegiatan mengidentifikasi pengetahuan tersebut disebut mengkaji bahan pustaka atau kajian pustaka.
Istilah kajian pustaka oleh beberapa peneliti sering disebut sebagai kajian terori kajian literature, atau studi pustaka. Kajian pustaka merupakan kegiatan penelitian yang mencakup kegiatan memilih teori-teori hasil penelitian, mengidentifikasi literature, dan menganalisis dokumen serta menjadikannya sebagai landasan teori bagi penyelesaian masalah dalam penelitian.

B.      Tujuan Kajian Pustaka
Tujuan suatu kajian pustaka adalah sebagai berikut :
1.   Mencari teroi atau landasan berpikir yang tepat sebagai penguat proses penyelesaian masalah. Teori yang tepat adalah yang bersesuaian dengan ruang lingkup masalah.
2.  Membantu menentukan metode penelitian yang tepat sekaligus memberikan intpretasi keberhasilan penelitian yang dilakukan.
3.    Mencari dasar pijakan atau fondasi untuk membangun landasan teori, kerangka berpikir, dan menentukan dugaan sementara (hipotesis) sehingga peneliti dapat mengerti, melokasikan, mengorganisasikan dan kemudian menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya.

C.      Fungsi Kajian Pustaka
Kajian Pustaka memiliki beberapa fungsi (Gay dalam Wagiran, 2013) sebagai berikut :
1.  Menyediakan kerangka konsepsi atau kerangka teori untuk penelitian yang direncakan.
2.  Menyediakan informasi tentang penelitian-penelitian yang lampau yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk menghindari duplikasi yang tidak disengaja terhadap penelitian sebelumnya.
3.    Memberi rasa percaya diri karena semua konstruksi yang berhubungan dengan penelitian telah tersedia dalam kajian pustaka.
4.    Memberikan informasi tentang metode-metode penelitian, populasi dan sampel, instrument pengumpulan data, dan perhitungan statistik yang digunakan pada penelitian sebelumnya.
5.     Menyediakan temuan-temuan dan kesimpulan-kesimpulan penelitian sebelumnya yang dapat dihubungkan dengan penemuan dan kesimpulan kita.

D.      Karakteristik Kajian Pustaka yang Baik
1.       Rumusan teori hendaknya lengkap meliputi konsep-konsep variabel pokok yang ada dalam permasalahan peneliti. Artinya semua konsep yang tercakup dalam permasalahan penelitian diberi dukungan teori secara berimbang.
2.    Rumusan teori bukan hanya langsung memberikan penjelasan tenang variabel yang dimaksud, tetapi mulai dari penjelasan secara umum, kemudian mengarah pada alternative yang dimaksudkan. Tujuannya agar pembaca dapat memahami konteks keseluruhan dan mengetahui kedudukan variabel dalam penelitian.
3.      Kerangka teori tidak hanya diambil dari sumber-sumber yang menyangkut bidang yang diterangkan tetapi dapat juga diambil dari bidang-bidang lain yang relevan.
4.     Sumber kajian pustaka beragam, tidak hanya hanya berbahasa Indonesia tetapi juga berbahasa asing dan juga dari berbagai sumber.
5.      Berimbang antara kutipan yang bersifat teori dengan kutipan dari hasil penelitian. Artinya perlu merujuk pada jurnal-jurnal, skripsi, tesis maupun hasil-hasil penelitian terbaru. 

SUMBER :
Wagiran. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan: Teori dan Implementasi. Yogyakarta: Deepublish

Jenis - Jenis Penelitian

A.      Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuannya
1.       Penelitian Dasar
Peneltian ini bertujuan untuk mengecek prinsip-prinsip atau pernyataan (preposisi-preposisi) umum, dan menambah isi himpunan pengetahuan mengenai suatu gejala. Tujuan akhirnya adalah menghasilkan teori.
2.       Penelitian Terapan
Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian hanya terbatas pada masalah yang menjadi objek penelitian saja dan tidak bisa diterapkan pada pada permasalahan yang lebih luas.
3.       Penelitian Evaluasi
Penelitian ini merupakan salah satu jenis penelitian terapan yang bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program dan hasil karya atau menilai suatu kegiatan berdasarkan tolok ukurnya yaitu membandingkannya dengan tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan.
4.       Penelitian Pengembangan
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pola-pola dan urutan perkembangan dan pertumbuhan, seta bagaimana variabel berhubungan satu dengan lainnya dan mempengaruhi sifat-sifat pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
5.       Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan bertujuan untuk memperoleh perubahan dalam situasi tertentu dengan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolabortif dan partisipatif, dengan harapan dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Penelitian ini menitikberatkan pada suatu kasus tertentu untuk keperluan pemecahan masalah dan menggunakan teknik pemecahan masalah secara objektif dan sistematis, bukan secara subjektif atau sesuai selera peneliti. Hasil peneltian ini tidak perlu untuk pengembangan ilmu.

B.      Jenis Penelitian Berdasarkan Metodenya
1.       Penelitian Historis
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dengan merekonstruksi dan mengaktualisasikan kembali peristiwa dan perkembangan masyarakat yang terjadi pada masa lampau. Penelitian historis merupakan penelitian terhadap sumber sehingga perlu adanya kritik sumber baik ekstern maupun intern, dan intepretasi terkait dengan prinsip sebab akibat serta aspek ruang dan waktu.
2.       Penelitian Survey
Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu generalisasi dari suatu pengamatan terbatas menjadi kesimpulan yang berlaku secara umum bagi populasi. Penelitian ini digunakan untuk tujuan deskriptif, eksplanatori, dan eksploratori. Secara umum, karakteristik penelitian ini yaitu bersifat sistemik, impartial, representatif, dan kontemporer.
3.       Penelitian Perkembangan
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola dan urutan perkembangan dan atau perubahan seiring perubahan waktu.Penelitian ini terpusat pada studi mengenai variable-variabel dan perubahannya dalam periode tertentu.
4.       Penelitian Kasus dan Lapangan
Penelitian ini merupakan penyelidikan mendalam terhadap suautu unit sosial tertentu (individu, kelompok, lembaga atau komunitas) sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang teroganisir dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut. Penelitian ini menyelidiki banyak variabel pada sampel yang kecil dan berbeda dengan penelitian survey yang menggunkan sedikit variabel pada sampel yang besar.
5.       Penelitian Korelasional
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variable berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain berdarkan koefisien korelasi. Penelitian ini sangat cocok apabila variabel-variabel yang digunakan sangat kompleks, tidak dapat diteliti dengan metode eksperimentasi atau variasinya tidak dapat dikendalikan.
6.       Penelitian Kausal Komparatif
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang mendahului atau yang diperkirakan sebagai penyebab bagi peristiwa yang telah terjadi. Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen yaitu jika X maka Y, tetapi dalam penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap variabel independen.
7.       Penelitian Eksperimen Murni
Penelitian itu merupakan penelitian yang memanipulasi (mengatur, merekayasa) atau mengontrol (mengendalikan) situasi ilmiah menjadi situasi artifisial (buatan) sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini memungkinkan peneliti mengambil kesimpulan adanya hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel yang sifatnya empirik (tidak hanya berdasarkan penalaran dan logika saja) dan lebih valid dibanding dengan yang diperoleh oleh metode apapun.
8.       Penelitian Eksperimen Semu atau Quasi-Eksperimen
Penelitian ini hampir mirip dengan penelitian eksperimen murni, karena tidak semua variabel yang relevan dapat dimanipulasi dan dikendalikan atau dikontrol. Penelitian ini menggunakan metode kontrol parsial yang berdasarkan pada identifikasi yang seksama terhadap faktor-faktor yang dicurigai akan mempengaruhi validitas internal dan eksternalnya.
9.       Penelitian Tindakan
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan menerapkan langsung pada kondisi aktual.
10.   Penelitian Grounded
Penelitian ini tidak bertolak dari teori melainkan berdasarkan data-data faktual. Data-data tersebut kemudian diproses dengan menggunakan metode berpikir induktif menjadi sebuah teori. Dengan kata lain penelitian ini menekankan pada lahirnya teori berdasarkan data empiris dan realitas sosial.
11.   Penelitian Inkuiri Alamiah
Penelitian ini dugunakan untuk memperoleh informasi mengenai orang dengan mengamati dan mewawancarai mereka dalam llingkungan alamiahnya atau lingkungan sewajarnya serta menelaah latar belakang sosial, alam dan peristiwa-peristiwa yang melukiskan riwayat hidupnya. Ciri utama penelitian ini yaitu adanya upaya untuk meniadakan penyimpangan (bias) seperti yang biasa terjadi dalam penelitian eksperimen dan survey, adanya campur tangan peneliti yang sengaja menciptakan situasi penelitian secara artifisial.
12.   Studi Eksploratif
Penelitian ini bbertujuan untuk menggali atau mengeksplorasi ilmu, pengetahuan baru, atau pengetahuan yang belum diketahui orang. Dalam penelitian ini tidak ada prinsip atau teori yang akan diuji benar tidaknya ataupun berlaku tidaknya, dengan kata lain tidak ada hipotesis teoritik yang akan diuji kebenarannya.
13.   Studi Literer atau Analisis Data Sekunder
Dalam penelitian ini tidak ada proses pengumpulan data, data yang dianalisis adalah data yang telah ada atau tersedia dari suatu pengumpulan data atau diperoleh dari hasil penelitian atau observasi.
14.   Analisis Meta
Dalam penelitian ini peneliti tidak harus melakukan penelitian langsung, melainkan peneliti hanya menganalisis hasil-hasil penelitian yang ada dan melaporkan hasil kajian mereka. Sedangkan untuk analisis datanya mengunakan salah satu dari analisis statistik atau analisis deskriptif.
15.   Analisis Konten
Penelitian ini bertujua untuk menggali isi atau makna pesan simbolik dalam bentuk dokumen, lukisan, tarian, lagu, karya sastra, artikel, dan sebagainya yang berupa data tak berstruktur. Penelitian ini terdiri atas analisis konten deskriptif untuk mengungkap isi, dan analisis konten inferensial untuk mengungkap makna.

C.      Jenis Penelitian Berasarkan Taraf Pemberian Informasi atau Taraf Ekplanasi
1.       Penelitian Deskriptif (Pembenaran)
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang gejala yang diteliti, namun taraf penjelasannya tergolong paling rendah karena penelitian ini tidak sampai pada taraf menjelaskan sebab-akibat melainkan hanya menggambarkan ciri-ciri dari gejala yang diteliti. Variabel yang dalam penelitian ini adalah variabel tunggal.
2.       Penelitian Asosiatif (Hubungan)
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih tetapi tidak bisa memberikan bukti yang dapat menjelaskan variabel atau variabel-variabel mana yang merupakan variabel penyebab dan mana yang merupakan variabel akibat.
3.       Penelitian Kausal
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan secara konkrit (eksplisit) tentang variabel atau variabel-variabel mana yang merupakan variabel akibat dan mana yang merupakan variabel pendukung terjadinya hubungan sebab akibat.

D.      Jenis Penelitian Berdasarkan Jenis Data
1.       Penelitian Kuantitatif
Penelitan ini menggunakan data kuantitatif yaitu yang berupa angka-angka atau simbol-simbol matematik atau data kualitatif yang diangkakan.
2.       Penelitian Kualitatif
Penelitian ini menggunakan data kualitatif yaitu pernyataan-pernyataan tafsiran, kata, kalimat, skema, gambar, tanggapan-tanggapan lisan harfiah, tanggapan-tanggapan nonverbal, dan grafik-grafik.

SUMBER :
Wagiran. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan: Teori dan Implementasi. Yogyakarta: Deepublish